Lawang Sewu: Wisata Gedung Paling Angker di Semarang
Apa destinasi yang paling ingin kamu kunjungi kalau sedang berada di Semarang? Lawang Sewu? Tentu itu bukan jawaban yang keliru.
Soalnya destinasi wisata di Semarang ini merupakan gedung megah dengan nilai historis yang kaya. Meski demikian, gedung ini masih menyimpan beragam misteri hingga sekarang.
Pertama-tama, kalau kamu ingin menuju ke sini, pastikan ke alamat Jl. Pemuda, Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang. Gedung ini dibuka untuk wisatawan slot88 setiap harinya, mulai pukul 07.00 hingga 21.00. Jadi, tidak usah ragu-ragu untuk berkunjung, ya. Nah, sekarang gilirannya kita mengulik beberapa fakta misterius terkait Lawang Sewu.
- Jumlah Pintu di Lawang Sewu
Kalau dilihat sepintas, kamu pasti akan terpikat dengan banyaknya pintu di bangunan Lawang Sewu. Wajar sih, nama Lawang Sewu berasal dari Jawa, yaitu lawang yang berarti pintu dan sewu berarti seribu. Jadi, secara sederhananya, Lawang Sewu adalah Gedung Pintu Seribu. Tapi sudah ada yang menghitung jumlah pintu di bangunan kuno ini, lho. Tidak genap seribu, ternyata, hanya 342 pintu. Tapi karena memang begitu banyaknya, nama Lawang Sewu pun tetap bertahan hingga saat ini, deh.
- Sudah Berusia Lebih dari Seabad
Gedung Pintu Seribu ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda, lho. Awalnya gedung ini dibangun pada 1907 sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Perusahaan tersebut mengurus jalur kereta, sehingga kamu bisa menyaksikan bangkai kereta api di kawasan ini. Bangunan ini pun telah beralih fungsi menjadi kantor berbagai instansi sampai telah berusia lebih dari seabad. Masih tetap awet, ya.
- Lorong Bawah Tanah Lawang Sewu
lorong bawah tanah lawang sewu
Salah satu bagian yang kerap ditelusuri adalah lorong bawah tanah. Dulunya, lorong ini merupakan tempat saluran air atau drainase pada masa kependudukan Belanda. Selain itu, lorong tersembunyi ini juga menjadi jalur penghubung menuju berbagai bangunan penting pada masa kolonial tersebut. Lorong dengan tinggi kurang dari dua meter ini pun tak lagi aktif dimanfaatkan sekarang. Kamu tertarik untuk menjelajahi bagian ini? - Bekas Penjara Sadis Lawang Sewu
penjara gedung lawang sewu
Saat Jepang menggantikan posisi pendudukan Belanda di Indonesia, fungsi Lawang Sewu pun beralih menjadi penjara. Bahkan, kawasan ini disebut-sebut sebagai penjara sadis pada saat itu. Tahanan pribumi maupun Belanda dimasukkan ke dalam penjara yang terbagi menjadi penjara jongkok dan berdiri. Penyiksaan semakin terasa kalau berada di penjara jongkok yang hanya setinggi 0,5 meter karena bagian atasnya tertutup teralis besi. Belum cukup dengan siksaan itu, air pun ditumpahkan ke dalam bak hingga setinggi leher tahanan. Tak kalah sadisnya, penjara berdiri yang berukuran 1×1 meter harus diisi secara berimpitan oleh 7 sampai 8 orang. Nah, kalau ada tahanan yang meninggal, mayatnya kemudian dibuang begitu saja ke sungai yang berada tepat di belakang Lawang Sewu.