Whipped Cream: Buih Manis yang Mengubah Hidup (dan Diet!)
Whipped Cream: Buih Manis yang Mengubah Hidup (dan Diet!)
Dari Sapi ke Awan: Sejarah Whipped Cream yang Tak Disangka
Jangan remehkan buih putih manis di atas kue ulang tahunmu itu, bro. Whipped cream alias krim kocok ini bukan sekadar topping lucu-lucu manja. Sejarahnya panjang, seputih krimnya, dan seseksi kue tart yang dia hiasi.
Konon, whipped cream sudah eksis sejak abad ke-16 di Italia dan Prancis. Di masa itu, belum ada mixer listrik, jadi mereka ngocoknya manual, pakai tangan. Bayangkan betapa berototnya juru masak zaman dulu. Bisa jadi enam pack mereka bukan karena gym, tapi karena ngocok krim selama 30 menit!
Tapi tentu saja, dulu krim ini hanya bisa dinikmati bangsawan dan orang kaya. Rakyat jelata? Paling cuma bisa ngelus dada sambil ngelus kue yang polos tanpa topping. Baru di abad ke-20, teknologi produksi whipped cream jadi lebih efisien dan semua orang bisa mencicipi “awan manis” ini.
Fat Content: Semakin Gendut, Semakin Ngangkat
Nah, ini bagian serius tapi tetap bisa dibikin lucu: fat content alias kadar lemak dalam krim. Biar bisa dikocok sampai jadi whipped cream, krim harus punya kadar lemak minimal 30%. Ini bukan buat bikin kamu gendut (walaupun iya juga sih), tapi karena lemak adalah bahan rahasia agar krim bisa ngembang dan stabil kayak hubungan yang sehat (ciee…).
Semakin tinggi fat content, semakin gampang krim itu dikocok dan jadi ngembang. Makanya, jangan coba-coba kocok susu UHT biasa dan berharap jadi whipped cream. Yang ada cuma dapet tangan pegal dan rasa kecewa. Krim dengan fat content rendah ibarat cowok PHP—kelihatan menjanjikan, tapi gak bakal jadi!
Produksi Whipped Cream: Dari Pabrik ke Mangkuk Kue Ulang Tahunmu
Proses produksi whipped cream zaman sekarang jauh lebih praktis. Produsen besar biasanya mengolah heavy cream dalam suhu dingin, lalu menambahkan nitrous oxide (N2O) kalau bikin versi semprotan. Bukan buat mabuk, ya—gas ini bikin krim keluar dalam bentuk buih lembut yang menggoda.
Ada juga whipped cream instan yang tinggal semprot. Enak sih, tapi kadang suka bikin kamu kalap dan nyemprotin langsung ke mulut, padahal tujuannya buat topping es krim. Tapi siapa yang bisa menolak godaan buih lembut ini? Meskipun kamu bilang “diet mulai Senin”, whipped cream biasanya bikin kamu lupa hari.
Whipped Cream di Era Milenial: Dari Topping Sampai Konten Viral
Di zaman TikTok dan Instagram, whipped cream juga berubah jadi bintang. Dari yang awalnya cuma topping, sekarang jadi bahan weiwokchinesebistro.com eksperimen viral. Mulai dari whipped coffee (yang gak ada hubungannya sama krim) sampai challenge nyemprot whipped cream ke hidung trus ditangkep mulut. Manusia memang kreatif sekaligus kurang kerjaan, ya.
Jadi ya, siapa sangka, benda putih manis ini punya sejarah panjang, produksi rumit, dan fat content tinggi yang membuatnya spesial. Whipped cream bukan cuma krim biasa—dia adalah seni, sains, dan sedikit lemak yang dibalut tawa dan gula.